Thales mengatakan bumi terapung
dilautan. Anaximander berpendapat bahwa bumi berbentuk silinder dan melayang
dilangit yng bulat. Sedangkan Phytagoras dan para penganutnya sebagai ahli
matematika memikirkan bumi sebagai bulatan yang tentunya mempunyai bentuk
simetris. Bulatan ini sesuai dengan
bentuk ideal suatu model matematis, dan bumi sesuai sebagai pusat dari seluruh
sistem.
Kemudian
timbul argumen baru, yaitu bayangan bumi di bulan pada saat gerhana bulan yang
tampak sebagai lingkaran. Dan kapal laut dikejauhan mula-mula hanya terlihat
tiangnya saja, setelah dekat baru tampak badannya. Kemudian pada tahun 1519
Magelhaens berlayar mengelilingi bumi. Dengan adanya foto satelit dan manusia
yang dapat mengamati dari satelit di angkasa maka sekarang jelaslah bahwa bumi
kita berbentuk bulat namun tidaklah sebuah bentuk bola. Newton menduga akibat
perputaran pada sumbunya, maka bumi tidak berbentuk bulat sempurna melainkan
berbentuk ellipsoid. Mendatar pada kutub-kutubnya dan lebih cembung di
khatulistiwa. Dugaan ini diperkuat oleh pengamatan terhadap benda-benda angkasa
dengan teropong bintang, terutama pada planet Jupiter yang berputar lebih cepat
dari bumi, yaitu selama 10 jam setiap putaran (bumi memerlukan waktu 24 jam
untuk setiap putarannya.
UKURAN BUMI
Pada tahun
1617 Snellius melakukan pengukuran dengan metoda segitiga. Dengan sejak
ditentukannya satuan panjang yaitu meter pada
tahun 1719, maka keliling bumi adalah sekitar 40.000 km. Dengan diketahuinya
keliling bumi, maka jari-jari bumi dapat dihitung , di Khatulistiwa sebesar
6.378,38 km sedangkan dikutub sebesar 6.356,91 km.
STRUKTUR DALAM BUMI
Plato
berpendapat bahwa bumi terdiri dari substansi berfasa cair yang dilapisi oleh
lapisan kerak yang tipis. Pada bagian-bagian kerak bumi yang lemah kerak
diterobos oleh substansi dari dalam, maka keluarlah magma dan timbullah gunung
api. Untuk mengetahui struktur bumi tidaklah mudah. Karena pemboran terdalam
yang pernah dilakukan hanya sedalam 8 km. Dari hasil mempelajari batuan yang
tersingkap dipermukaan bumi , akibat erosi hanya mencapai kedalaman 20 sampai
25 km saja.
Berdasarkan komposisinya, bumi dibagi menjadi 3 bagian atau
lapisan :
1.
Inti Bumi (Core), terletak mulai dari kedalaman 2.883 km sampai kepusat bumi.
Densitasnya berkisar dari 9,5 dekat selubung dan membesar kearah pusat bumi
sampai 14.5 gr/cc. Berdasarkan nilai densitas ini diperhitungkan bahwa inti
bumi terdiri dari campuran unsur-unsur yang mempunyai densitas besar, Ni
(nikel) dan Fe (besi). Oleh karena itu bumi disebut juga sebagai lapisan Nife.
2. Selubung Bumi (Mantle), merupakan
lapisan yang menyelubungi inti bumi, merupakan bagian besar dari bumi, 82.3
persen dari volume dan 67.8 persen dari keseluruhan massa bumi. Mantel terdiri
dari batuan, ketebalannya 2.883 km. Densitasnya berkisar dari 5.7 gr/cc dekat
dengan inti dan 3.3 gr/cc didekat kerak bumi.
3. Kerak bumi (Earth Crust), merupakan
lapisan terluar yang tipis, terdiri dari batuan yang lebih ringan dibandingkan
dengan batuan selubung dibawahnya. Dengan densitas rata-rata 2.7 gr/cc. Ketebalannya
tidak merata, perbedaan ketebalan ini menimbulkan perbedaan elevasi antara
benua dan samudera. Pada daerah pengunungan ketebalannya lebih dari 50 km dan
pada beberapa samudera kurang dari 5 km. Berdasarkan data kegempaan dan
komposisi material pembentuknya, para ahli membaginya menjadi kerak benua dan
kerak samudera. Sebagai berikut :
a)
Kerak
benua, pada umumnya terdiri dari batuan granitik, ketebalan rata-rata 45 km
dan berkisar antara 30-50 km. Oleh karena kaya akan Silikon (Si) dan Al
(Alumunium) maka ada yang menyebutnya sebagai lapisan sial.
b)
Kerak
Samudera, terdiri dari batuab basaltik yang tebalnya sekitar 7 km, kerak
samudera kaya akan unsur Si dan Mg (Magnesium) oleh karena itu disebut juga
lapisan Sima.
INTI BUMI, INTI-DALAM DAN
INTI-LUAR
Bagian terdalam dari bumi merupakan
pusat massa bumi dengan garis tengah 7.000 km. Disimpulkan bahwa inti bumi
terdiri dari dua bagian. Bagian luar setebal 2.000 km berfasa cair, dan bagian
dalam berfasa padat. Inti bagian dalam yang mengalami tekanan yang sangat
tinggi sehingga unsur besi berada dalam fasa padat, meskipun suhu
disekelilingnya tinggi, suhu dab tekanan berada dalam keseimbangan yang sangat
baiksehingga unsur besi meleleh dan dalam fasa cair. Bagian ini dinamakan inti
bagian bumi bagian luar. Perbedaan kedua bagian inti tersebut tidak pada
komposisinya tetapi oleh sifat fisiknya bagian dalam berfasa padat sedangkan
bagian luar berfasa cair.
®
MESOSFIR
Kekuatan material padat sangat
dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Suatu material padat bila dipanaskan akan
berkurang atau kehilangan kekuatannya. Dan jika mengalami kompresi, akan
bertambah kuat. Perbedaan suhu dan tekanan membagi selubung dan kerak bumi menjadi
tiga daerah yang mempunyai kekuatan berbeda. Pada bagian bawah pada selubung,
batuan dalam pengaruh kompresi yang sangat tinggi sehingga mempunyai kekuatan
yang agak besar, meskipun suhunya sangat tinggi. Lapisan padat pada selubung
yang bersuhu tinggi tapi kekuatannya relatif tinggi, dinamakan mesosphere
(lapisan menengah, intermediate or midle sphere). Lapisan ini terletak antara
bats inti dan selubung pada kedalaman 2883 km sampai 350 km.
®
ASTENOSFIR
Lapisan selubung bagian atas, pada
kedalaman antara 350 km sampai 100 km dibawah permukaan bumi, adalah lapisan
yang dinamakan asthenosphere (lapisan lemah). Keseimbangan antara suhu dan
tekanan disini sedemikian rupa menjadikan materialnya dalam keadaan mendekati
titik leburnya. Karena hampir melebur dan berstruktur lemah dapat memungkinkan
material tersebut untuk mengalir dan terdeformasi. Pergerakan didalam lapisan
ini berperan sebagai penyebab aktivitas gunung api dan deformasi pada kerak
bumi. Selama ini para ahli geologi menyatakan bahwa batuan di mesosfir dan
astenosfir mempunyai komposisi sama. Perbedaan satu-satunya hanyalah pada sifat
fisiknya, kekuatan.
®
LITOSFIR
Terletak diatas astenosfir, lapisan
sebtebal sekitar 100 km dihitung dari permukaan bumi, merupakan lapisan yang
batuannya lebih dingin, lebih kuat dan lebih kaku dibandingkan dengan batuan
astenosfir yang plastis. Lapisan terluar yang keras ini, mencakup selubung
bagian atas dan seluruh kerak bumi, dinamakan Lithosphere, yang berarti
lapiasan batuan. Batas antara litosfir dan astenosfir berada pada keseimbangan
suhu dan tekanan. Litosfir bentuknya patah-patah atau pecah-pecah menjadi
sejumlah lempengan-lempengan besar, yang bergerak, seolah-olah terapung diatas
astenosfir disebut lempeng tektonik.